Rabu, 25 Mei 2011

Negeri Uang

Apa yang selalu dipkirkan adalah uang. Mengapa uang? Karena dengan uang mereka bisa berbuat sekehendak hati mereka. Dalam hidup ini, terutama dalam menjalankan roda kehidupan ini, uang adalah sebagai penggerah. Coba saja perhatikan, seorang pengangguran kelas teri, mana bisa dia bergerak! Yang ada hanya dia diam luntang-lantung di rumah.
Seandainya ada uang, dia pasti bergerak kemana saja dia mau. Ya, uang salah satu fungsinya adalah penggerak manusia. Dengan kata lain uang adalah mesin kehidupan. Bergeraknya suatu masyarakat dalam aktifitasnya, tidak lain adalah karena uang. Aktifitas negeri ini berjalan akibat uang. Dan akibat kerena uang itulah, kehidupan merambah ke segala aspek dan ke masalah kehidupan yang ada, baik itu secara pribadi maupun kenegaraan.
Contohnya saja, kemacetan di Jakarta. Semua akibat itu pasti ada sebabnya. Sebenarnya orang Jakarta asli mungkin hanya 30 % dari penduduk Jakarta sekarang. Namun lihat saja, di mana-mana kita dengar orang berlogat Jawa, Padang, Makasar, Ambon, dan lain sebagainya. Semua orang-orang itu ke Jakarta karena hal yang begitu berat, yaitu mencari uang. Jakarta sudah penuh dengan manusia Indonesia dari berbagai penjuru Nusantara. Lengkaplah sudah ibukota ini sebagai Icon ibu kota di dunia.
Kembali kepada kemacetan tadi. Lihat saja begitu ramainya kota Jakarata, karena orang-orang perantauan ingin mencari uang di Jakrata. Diperkirakan penduduk Jakarta kurang lebih 80 juta jiwa, dan kendaraan motor 8 juta unit, kendaraan pribadi 4-5 juta unit (semoga ga salah ya) tapi dilihat kenyataannya memang begitu. Kemacetan terjadi dimana-mana. Pagi, sore, malam pasti macet kalau hendak berpergian.
Coba seandainya pemerintah mengeluarkan keputusan unik. “Penduduk Jakarta selain asli jakrata harap pulang ke kampung halaman masing-masing dan membangun kota disana”. Waaaa, pasti lega Jakarta. Jalan lenggang, berangkat ke kantor tidak perlu subuh, jalan-jalan keliling Jakarta lancar. Bisa jadi Jakarta sejuk. Amieeen.
Saya sebagai orang Jakarta, amat berharap keputusan itu ada. hehehe
Siapa coba yang tidak butuh uang pada masa ini..? pemerintah, baik daerah, kota bahkan pedesaan butuh uang. Karena banyaknya kebutuhan yang makin besar. Para pejabat merubah aksinya menjadi mafia. Hahaha. iya kan, korupsi itu salah satu sifat mafia. Bahkan kalo sudah ada jalan untuk bertingkah mafia, korupsi pun akan dijalaninya. Tidak peduli dengan orang sekelilingnya. Yang penting gue dapet uang.
Para penegak hukum juga begitu. Asal ada suapan nasi keperutnya, pasti beres. Hukum bisa dibeli karena menyuap ke penegak hukum. Polisi dan aparat lain bisa-bisanya menggelar razia tanpa izin dari pusat untuk menangkap para pengendara yang tidak membawa surat-surat kendaraan. Padahal semua itu palsu.
Ada lagi tentang perlindungan lokalisasi para menjaja tubuh. Semua itu berjalan lancar karena ada uang. “Ada uang, kau bisa berbisnis, setor, setor, setor” betul tidak? Kalo tidak, FPI bisa ditelp oleh aparat penegak hukum lalu menghancurkan lokalisasi tersebut, tanpa harus turun tangan. Makanya bayar upeti.!!!
Belum lagi soal lembaga negara yang hinggap di Senayan. Apa lagi sih maunya? Gaji dapat, pensiunan dapet, fasilitas dapat. Para Dewan memang tidak bisa bersyukur yee.?? Ngeselin!!. Udah tau masih bagus gedungnya, eeeh.. masih aja mau bikin gedung baru.
Rasakan deh akibatnya. Masyarakat sekarang tidak sperti dulu zalam orde baru. Sekarang masyarakat lebih cerdas menilai situasi politik di Negara ini. Dewan-dewan dihujat karena tidak pakai hati kalau bekerja. Uang terus yang mereka pikirkan.
Hidup ini hanya sekali kawan-kawan mafia…!! Tolong, jika Anda sebagai pemerintah, penegak hokum dan sebagai dewan diparlemen, beri yang terbaik bagi masyarakat. Saya yakin kok pak SBY sudah benar. Namun saya lihat, kasihan beliau. Sulit untuk mengingatkan mereka yang bertuhankan uang.
Terima apa yang menjadi jabatan dengan ikhlas, pastikan jalan terbaik untuk diri sendiri adalah dengan membangun keharmonisan masyarakat yang sejahtera, adil dan damai. Semoga kita bisa mengambil hikmah.
Berbuatlah kebaikan sebanyak mungkin.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...