Senin, 04 April 2011

Asap Hitam Dari Bus

  Ini dia nih, yang paling saya benci. Saat berpergian dengan motor mengelilingi ibu kota yang ramai dengan kendaraan-kendaraan besar. Asapnya itu loh, bus-bus yang membuat saya pusing, bau, kesal dan mengganggu konsentrasi berkendara motor. Bus-bus itu seolah tidak tau diri, seperti kentut sembarangan. Sepertinya, bus-bus itu tidak dirawat oleh sang juragan. Jadinya begitu deh, asapnya hitam, kelam, berhamburan menodai langit bumi Jakarta yang konon dulunya indah.
Kalo saya punya pendapat berbeda tentang bus-bus yang mengeluarkan asap hitap legam itu. Apa mungkin?, asap yang keluar itu berdasarkan orang-orang yang menaiki bus tersebut. Manakala asap yang keluar itu hitam busuk, berarti orang-orang yang naik bus itu adalah orang-orang yang penuh dosa dan penuh noda. Dan kalo asap yang keluar sedikit hitamnya, berarti tidak semua orang di bus itu banyak dosanya. Bisa dilihat kok!, coba deh tanya pada rumput yang bergoyang, benar nggak? Kalo asapnya putih, berarti orang orang yang naik adalah orang-orang baik hati. Ah, itu mah gurauan saja. Bisa aja kamu deb… deb..!!
Bergurau sih bergurau, tapi kita lihat dari sisi kemanusiaan saat ini. Manusia selalu mengejar segala sesuatu yang menjadi kebutuhannya. Itu wajar dan lumrah, karena memang manusia butuh makan untuk hidup. Orang-orang yang naik bus dengan asap hitam menutup langit itu bermacam-macam kebutuhan hidupnya. Mulai dari arah dan tujuannya berbeda. Belum lagi sifatnya. Mungkin ada yang pemarah, pencuri, pendiam, pendendam, pengobral janji (ini sih bukan naik bus.. tapi naik mobil dinas), baik hati, cinta damai atau bahkan yang lebih sadis juga ada, yaitu pembunuh. Ya Allah… jahui hambamu yang lemah ini dari orang-orang pembunuh.
Berbagai macam suku dan budaya bersatu dalam bus-bus itu. Ada yang baik luar dalam, ada juga baik hanya luarnya saja dan ada pula baik dalamnya saja. Apa salahnya menilai jika bus-bus tua yang ditumpangi orang-orang itu berasap hitam berarti dihuni orang-orang dengan nilai rapot hidup merah. Tidak hanya bus-bus tua kok, bus-bus muda juga. Bahkan yang muda, yang ganteng, yang cantik tapi banyak dosanya kalo kentut.. bau kok.
Yaah bercanda boleh kan…? Itu kan istilah atau anggapan dari saya. Walaupun terlihat bercanda, tapi kita bukan mengambil hikmah dari leluconnya. Coba deh seandainya orang-orang yang penghuni bus-bus itu orang baik semua. Niscaya kota Jakarta ini lebih indah dari indahnya bundaran HI. Tidak ada curiga dengan maraknya penjambretan, pencurian, perampokan, pencopetan, penodongan, pemaksaan, penculikan, dan lain sebagainya. Pantas kan kota ini indah, karena tidak ada asap hitam yang mengganggu pengguna jalan lain selain bus-bus itu.
Saya adalah orang yang cinta pada negeri ini, ingin menghimbau. Bersatulah dalam berbuat kebaikan sesama manusia. Bahkan baik juga kepada lingkungan kota Jakarta ini. Insya Allah asap-asap hitam kelam legam bau bensin sisa-sisa itu sedikit-demi sedikit hilang dari jalanan. Bersatulah, walau di Jakarta bukan hanya dihuni orang-orang asli Jakarta. Bersatu dalam cengkraman garuda yang menjadi lambang Negara kita ini dan bersatu dalam kibar merah penuh keberanian dan putih yang penuh wibawa.
Kalo berkendaraan jangan lupa yach… pake masker, hehehe.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...