Rabu, 23 Maret 2011

Sambel Kacang, Heemm Aku Cinta!


Coba tebak, jenis-jenis makanan yang menggunakan sambel kacang? Ada batagor, siomay, gado-gado, pecel, karedok, ketoprak dan asinan. Mungkin ada banyak lagi kalo melihat Indonesia ini kaya akan kuliner dari tiap daerah dan kota. Ya.. sambal kacang adalah bumbu, kuah atau tambahan makanan kesukaan saya. Tapi, apa iya makan sambel kacang tiap hari? Enggak lah cuy, saya sadar kok kalo makan itu telalu banyak bisa-bisa mencrot. Iihhh…
Nggak tau kenapa sambal kacang itu selalu menggoda lidah, bahkan sekali-sekali sampai neces tuh liur dari samping bibir yang imut ini. Hehe imut atau amit 2 kali?? Apaja lah, yang penting enaaaak.
Kalo ada berita dikoran bahwa tukang asinan lewat depan rumah saya, dengan segenap raga dan jiwa saya berjuang mencari piring dan duit, (kalo ga punya, yaa… pinjem sana pinjem sini buat bisa beli) untuk bisa membelinya. “baaang.. baaang!, Alhamdulillah, bangnya nengok”.  
Heeemmm.. maknyuus tenan rek! Saat sambal kacang itu menyentuh lidah, semua lewaaaat. Tau nggak, rasa ini? Ini-lah cinta berlebih pada sesuatu yang terlalu sangat amat banget. Sampai-sampai yang lewat aja lewaaat. Ada ada saja yach manusia.!?!
Kalo cinta itu berlebihan ibarat cintaku pada sambal kacang, itu berbahaya. Why? I don’t know why. Kata orang sih, kasian kalo cinta itu didekap erat, nanti dia nggak bisa bernafas. Cinta itu layaknya air yang digenggap terat di tangan, saya pastikan air itu akan hilang. Coba deh tangan kita ditadahkan, air itu pasti menggenang di telapak tangan kita. Awas yach jangan dibalik tangannya. Pasti tumpah lah airnya. Hilang juga donk.
Heran nih,.. apa hubungannya sambal kacang dengan cinta?. Ada sih, kalo dihubung-hubungin. Sambal kacang membuat saya lupa kalo saya juga masak, (narsis = cowok juga bisa masak donk). Sia-sia deh makanan. Termasuk segala apapun dikorbankan demi mendapatkan makanan yang berinisial ‘kacang’ ini. Seperti, pinjem duit, jatuh di jalan karena buru-buru ngejar abang tukang ketoprak, temen manggil nggak denger.. ternyata saya lupa pake celana. Waaah ada yang gantung nggak yaaaa??? Pokoknya kacau deh gara-gara cinta dengan bumbu ini. Bujug buneng!!
Cinta juga begitu, kaya nggak ada makanan lain saja yach..? cinta itu mengindahkan namun tidak menyengsarakan. Kalo menyengsarakan kaya cinta saya dengan sambal kacang, buat apa mencintai. Cinta boleh-boleh aja, itu adalah anugrah, tapi inget! jangan di kekang. Biar lah berkembang dengan alami. Ada kalimat yang kadang buat saya masih ragu. “Kamu boleh memiliki jiwa dan raganya tapi kamu tidak berhak memiliki jalan hidupnya”. Bener nggak sih? Bukankan kalau sudah terikat dalam pernikahan itu sudah se-misi dan se-visi? Yaaa.., namnaya juga cinta, banyak definisinya. Tapi apapun itu intinya jangan terlalu berlebihan mencintai sampai lupa pada apa tujuan hidupmu.
Mulai saat ini, saya akan mengirim surat ke sambal kacang, “Maaf ya sayang… aku akan mencintaimu tapi tidak dengan berlebihan, jadi aku ga akan berjuang mati-matian untuk mendapatkan dirimu. Kalo kau lewat didorong cepat-cepat sama tukangmu, silahkan saja. Toh nanti ada yang lewat lagi. Tapi kapan? Hiks hiks hiks”.

1 komentar:

Woelan Coel Me Oel mengatakan...

wah pantas saja kau tdak lepas dari buah yang namanya kacang...gag dirumahku beli asinan, gag di palmerah beli sate dan ga juga di sunan giri beli gado2...ehmmm apalagi yaaa..oh ya ga juga waktu perjalanan ke mekar sari ketemunya sama ketoprakkk..wah ternyata begitu cintanya dirimu dengan kacang....hati2 ya.....

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...